Stasiun

11 STASIUN TERBESAR se-Pulau Jawa


1. Stasiun Gambir

   

Stasiun Gambir
Stasiun ini melayani semua kereta api kelas bisnis dan eksekutif untuk pemberangkatan utama di Pulau Jawa. Selain itu, stasiun ini juga menjadi tempat pertemuan utama untuk pegawai-pegawai PT KAI Daop 1 Jakarta. Stasiun ini mempunyai 3 tingkat. Tingkat pertama, terdapat ATM, aula utama, loket, beberapa resoran dan toko. Tingkat kedua, terdapat restoran cepat saji dan kafetaria. Sedangkan tingkat ketiga, terdapat Peron yang terdiri dari 4 jalur. 

Kereta api yang mengakhiri tujuannya di sini antara lain, KA Bima dari Surabaya Gubeng, KA Argo Bromo Anggrek dari Surabaya Pasarturi, KA Taksaka dari Yogyakarta, KA Argo Dwipangga dari Solo Balapan, Argo Muria dari Semarang Tawang, KA Argo Parahyangan dari Bandung. Dan sebenarnya masih banyak lagi. 

2.  Stasiun Bandung (Stasiun Hall)
 
Stasiun Bandung
Mengapa disebut stasiun hall. Ya, karena stasiun ini meskipun tidak semegah Stasiun Gambir, tapi mempunyai bangunan yang cukup luas, seperti aula besar. Stasiun ini terpilih sebagai stasiun terbesar kedua, karena stasiun ini memang cukup besar, mempunyai 6 jalur, mempunyai Dipo Induk (terbesar ketiga setelah Sidotopo dan Jatinegara) serta mempunyai bengkel-nya kereta.

Stasiun ini merupakan stasiun kereta api utama di Kota Bandung selain Kiaracondong. Juga melayani perjalanan jauh di Pulau jawa. Kereta api utamanya, adalah KA Argo Parahyangan tujuan Gambir, KA Turangga tujuan Surabaya Gubeng, dan KA Lodaya tujuan Solo Balapan.
3.  Stasiun Yogyakarta
   
Stasiun Yogyakarta

Siapa yang tidak mengenal Stasiun Yogyakarta. Stasiun yang biasa disebut Stasiun Tugu ini, merupakan satu-satunya stasiun yang masih menjaga kelestarian budaya Jawa-nya. Stasiun ini menggunakan 3 bahasa, yaitu bahasa Jawa, bahasa Indonesia, dan bahasa Inggris. Stasiun ini memang cukup megah, mempunyai 6 jalur yang terbagi dua, 3 jalur di peron selatan, 3 jalur lagi di peron utara. Uniknya, stasiun ini mempunyai tempat makan dan istirahat dengan nuansa bangunan adat Jawa. Pastinya, semakin menciptakan nilai postif tersendiri.

Stasiun Tugu ini sekarang juga sudah mempunyai terowongan yang menghubungkan peron selatan dengan akses keluar via Pasar Kembang. Stasiun bertingkat dua ini menjadi stasiun kereta api tersibuk di Pulau Jawa, karena stasiun ini berada di perlintasan KA yang ramai. Dari pagi, siang dan malam, volume melintasnya kereta api bisa dibilang, tetap tidak berubah.

Stasiun ini juga menjadi tempat pertemuan utama untuk pegawai-pegawai PT KAI Daop 6 Yogyakarta. Kereta api utamanya, KA Taksaka tujuan Gambir, KA Sancaka tujuan Surabaya Gubeng, dan KA Senja Utama Yogya tujuan Pasar Senen.
4.  Stasiun Surabaya Gubeng

Stasiun Surabaya Gubeng

Stasiun ini adalah stasiun kereta api terbesar di  Jawa Timur. Merupakan stasiun induk dari Daop 8 Surabaya. Dulu, pernah saya lihat, stasiun ini selalu terdapat musik khas Surabaya (tapi, nggak tau judulnya) ketika ada kereta yang datang. Tetapi, nggak tau kalo sekarang. Stasiun ini unik, karena mempunyai dua sisi yang secara fungsional berbeda. Bangunan sisi barat, digunakan untuk pemberangkatan dan kedatanganKA Ekonomi dan Ekspres. Sedangkan bangunan sisi timur, untuk pemberangkatan dan kedatangan KA Bisnis dan Eksekutif. Perbedaan fungsional inilah yang terkadang, juga merubah nama di kalangan masyarakat. Yaitu Gubeng Lama dan Gubeng Baru.

Stasiun ini mempunyai Balai Yasa Lokomotif yang terletak di sebelah timur laut stasiun. stasiun ini juga merupakan tempat pemberangkatan
KA utama di Kota Surabaya dengan enam jalur utamanya. Kereta api yang mengawali perjalanannya dari sini antara lain, KA Argo Wilis tujuan Bandung, KA Bima tujuan Gambir, dan KA Pasundan tujuan Kiaracondong, dan masih banyak lagi.

5.  Stasiun Pasar Senen
     
Stasiun Pasar Senen
Stasiun ini menjadi stasiun utama yang melayani pemberangkatan dan kedatangan semua kereta api kelas ekonomi yang tujuan Jakarta. Stasiun ini hampir mirip dengan Stasiun Yogyakarta. Terdapat bangunan yang memisahkan jalur-jalur KA-nya. Mempunyai 6 jalur juga, dengan 3 jalur utamanya berada di tengah kedua bangunan stasiun ini.

Saya sendiri tidak begitu banyak mengenal banyak tentang stasiun ini. Tetapi, saya tau kereta api yang mengakhiri perjalanannya di sini, antara lain KA Progo tujuan Lempuyangan, KA Senja Utama Semarang tujuan Semarang Tawang, KA Gaya Baru Malam Selatan tujuan Surabaya Gubeng, KA Tegal Arum, tujuan Tegal, dsb.

6.  Stasiun Solo Balapan
   
Stasiun Solo Balapan

Stasiun ini berada di Kota Solo. Terkenal dengan lagu campursari-nya yang berjudul 'Stasiun Balapan Solo' yang dinyanyikan Didi Kempot. Stasiun ini mempunyai jalur yang cukup banyak. 5 jalur utama yang berada di tengah. dan 7 jalur yang dijadikan spoor simpan. Tapi, saya nggak tau 7 jalur itu masih utuh apa nggak sekarang. 

Stasiun ini masih berada di lingkup Daop 6 Yogyakarta. Meski tidak mempunyai Dipo Traksi sendiri, banyak kereta api yang mengawali perjalanannya dari stasiun ini, antara lain, KA Lodaya tujuan Bandung, KA Argo Lawu tujuan Gambir, KA Argo Dwipangga tujuan Gambir dan KA Ekepress lainnya. 

7.  Stasiun Semarang Tawang
   
Stasiun Semarang Tawang

Stasiun ini terkenal dengan lagu Gambang Semarang-nya yang di-setel ketika ada kereta api yang datang. Stasiun ini berada di Semarang Utara, hampir mendekati laut. Dan karena itu, stasiun ini banyak terjadi banjir rob dari laut. Sampai-sampai pegawai stasiun-nya kuwalahan. Inilah momok terbesar stasiun ini. Pernah, pada suatu waktu, stasiun ini banjir hingga 2 meter. Sehingga, kereta api yang melintas stasiun ini dialihkan ke jalur selatan, seperti Argo Bromo Anggrek dulu.

Stasiun ini menjadi stasiun pemberhentian utama semua kereta api untuk perlintasan di jalur utara Pulau Jawa. Antara lain, KA Argo Bromo Anggrek tujuan Pasarturi-Gambir, KA Sembrani tujuan Pasarturi-Gambir, KA Argo Sindoro tujuan Surabaya Gambir.
8. Stasiun Purwokerto
    
Stasiun Purwokerto

Stasiun ini menjadi jantungnya Daop 5. Stasiun ini terkenal dengan panjang stasiun yang melebihi dari stasiun lain. Memiliki 5 jalur utama. Stasiun Purwokerto ini adalah stasiun yang selalu disinggahi oleh kereta api BBM Pertamina. Terkenal dengan Gambang khas Banyumas-an yang di-setel ketika ada kereta yang datang menjadi keunikan tersendiri.

Stasiun ini merupakan pemberhentian utama semua kereta api untuk perlintasan di jalur selatan Pulau Jawa. Kereta api yang singgah di stasiun ini antara lain, KA Bima tujuan Surabaya Gubeng-Gambir, KA Argo Lawu tujuan Solo Balapan-Gambir, KA Gaya Baru Malam Selatan tujuan Surabaya Gubeng-Pasar Senen, dsb. Bahkan, tahun lalu, Dipo Induk Purwokerto ini dinobatkan PT KAI sebagai Dipo terbersih di Indonesia.

9. Stasiun Cirebon

Stasiun Cirebon

Stasiun yang biasa disebut Stasiun Kejaksan ini hanya melayani pemberangkatan dan kedatangan kerat api kelas Eksekutif dan Bisnis. Semua kereta api Eksekutif dan Bisnis yang melalui Cirebon wajib berhenti di stasiun ini. Umumnya kereta api yang melaui Cirebon mempunyai tujuan ke Jakarta.

Stasiun ini telah mempunyai terowongan untuk menghubungkan peron utama dengan peron-peron di jalur 5,6,7, karena letaknya yang terlalu jauh dan peronnya pun juga tinggi-tinggi. Stasiun ini depannya masih menggunakan bangunan peninggalan masa Belanda dulu. Tidak ada perubahan di depannya. Stasiun ini merupakan stasiun pertemuan KA Eksekutif dan Bisnis dari jalur utara dan jalur selatan.

10.  Stasiun Madiun
                 
Stasiun Madiun




Menjadi salah satu stasiun induk, karena di sinilah menjadi bengkel nya kereta api. Terdapat Dipo Lokomotif milik PT INKA. PT INKA inilah yang menjadi pabrik-nya kereta di Indonesia. Di sinilah proses perancangan dan design kereta dilakukan.

Di Stasiun Madiun juga sering dilakukan test uji coba kereta yang baru saja dirancang. Stasiun ini cukup ramai di malam hari. Maklum, banyak KA yang lewatnya di malam hari, seperti KA Bima, KA Argo Wilis, KA Turangga, KA Gaya Baru Malam Selatan, KA Mutiara Selatan dan masih banyak lagi.
11. Stasiun Malang
     
Stasiun Malang

Jangan lupakan stasiun ini. Tidak begitu banyak para Railfans Indonesia mengenal banyak tentang stasiun ini. Merupakan stasiun terbesar di Kota Malang. Di Malang sendiri terdapat dua stasiun paling besar, yaitu Stasiun Malang sendiri dan Stasiun Malang Kota Lama. Disebut Malang Kota Lama ini untuk membedakan dengan Stasiun Malang yang baru.

Stasiun ini juga melayani perjalanan jarak jauh dengan dua belas jalurnya. Tapi, sekarang nggak tau masih aktif atau nggak 12 jalur itu. Stasiun ini juga mempunyai terowongan yang menghubungkan peron utama dengan peron di jalur 2,3,4. Banyak kereta yang mengakhiri perjalanannya di sini, antara lain, KA Gajayana tujuan Gambir, KA Malioboro Ekspres tujuan Yogyakarta, KA Penataran tujuan Surabaya, KA Tawang Alun tujuan Banyuwangi Baru, KA Matarmaja tujuan Pasar Senen, KA Malabar tujuan Bandung, dsb.

No comments:

Post a Comment