RANGKAIAN KERETAKereta penumpang adalah kendaraan beroda yang merupakan bagian dari sebuah rangkaian kereta api dan digunakan untuk mengangkut penumpang. Kereta penumpang umumnya dilengkapi dengan sistem listrik, sistem hiburan audio visual, dan toilet. Di Indonesia masyarakat lebih mengenal istilah gerbong penumpang. Ini kurang tepat karena gerbong sebenarnya digunakan untuk mengangkut barang, bukan penumpang. Setiap kereta penumpang milik PT Kereta Api (Persero) memiliki nomor tersendiri. Format penomoran itu umumnya K[M|P][1|2|3]-xx(tahun pembuatan)x(jenis bogie)xx(nomor urut). Angka 1, 2, dan 3 menunjukkan kelas. K1 berarti Kereta 1 (kelas eksekutif), K2 berarti Kereta 2 (kelas bisnis), dan K3 berarti Kereta 3 (kelas ekonomi). Sementara KM berarti Kereta Makan, KMP berarti Kereta Makan dan Pembangkit, serta KP berarti Kereta dan Pembangkit.
Kode KeretaKereta penumpang: K Kereta Makan: M Kereta Pembangkit: P Kereta makan dan pembangkit: MP Kereta Bagasi: B Kereta penumpang + pembangkit listrik: KP Untuk eksekutif ditambahkan angka 1 dibelakangnya, bisnis 2, dan ekonomi 3. Kereta bagasi tidak ditambahkan. Semua kereta pembangkit (P) adalah kelas eksekutif dan semua kereta penumpang dan pembangkit listrik (KP) adalah kelas ekonomi. Gerbong kereta api milik suatu perusahaan dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu kereta/gerbong penumpang kelas Ekonomi, Bisnis, Eksekutif. kemudian Kereta/gerbong makan kelas Ekonomi, Bisnis, Eksekutif, dan Kereta Pembangkit atau Kereta Bagasi. Kode sebelum tanda ‘-‘ itu menunjukkan jenis gerbong contoh : K1 : Gerbong kelas Eksekutif KM1 : Gerbong Makan kelas Eksekutif K2 : Gerbong kelas Bisnis KM2 : Gerbong Makan kelas Bisnis K3 : Gerbong kelas Ekonomi KM3 : Gerbong Makan kelas Ekonomi KMP : Gerbong Makan Pembangkit (Jenis Kereta Makan + Pembangkit Mini) biasanya hanya untuk kelas Ekonomi dan Bisnis (KMP3 & KMP2) KP : Gerbong Pembangkit Listrik BP : Gerbong Bagasi Penumpang kemudian 2 digit setelah tanda menunjukkan tahun pembuatan gerbong contoh : K1-67xxx berarti gerbong kelas Eksekutif tahun pembuatan gerbong 1967 kemudian 1 digit setelah tahun pembuatan menunjukkan kode seri boogie ( Rangkaian Roda Kereta ) setiap seri menunjukkan karakteristik dari beban dan batas kecepatan pacu gerbong , yang saya tahu ada 5 jenis seri yaitu seri 5,6,7,8,9 yang batas kecepatan nya berkisar antara 80km/h – 120 Km/h Ciri Ciri Boogie seri : 5 : 1 Boogie 4 roda ditiap tiap roda mengunakan per keong , termasuk per utamanya dengan mak kecepatan 100 km/h . 6 : 1 Boogie 4 roda ditiap roda menggunakan per keong , per utama menggunakan per daun dengan mak kecepatan 100 km/h . 7 : 1 Boogie 4 roda ditiap roda menggunakan per daun, termasuk per utamanya dengan mak kecepatan 100 km/h . 8 : 1 Boogie 4 roda ditiap roda menggunakan suspensi pegas karet, suspensi sekunder menggunakan per keong dengan mak kecepatan 120 km/h . 9 : 1 Boogie 4 roda ditiap roda menggunakan suspensi pegas karet, suspensi sekunder menggunakan pegas udara dengan mak kecepatan 120 km/h . contoh : K2-xx5xx berarti kereta Bisnis yang menggunakan boogie seri 5 yang mampu melaju sampai kecepatan 100 km/h . seri 5,6,7 biasanaya digunakan untuk gerbong seri lama dengan tahun pembuatan 60,70,80 seri 8 untuk tahun 90 an untuk kelas Argo Generasi 1 ( Argo Bromo ) namun karena dirasakan kurang nyaman oleh penumpang banyak yang di ganti dengan seri 5 yang dianggap lebih stabil. seri 9 digunakan kereta Argo terbaru seperti Argo Anggrek yang sekarang gerbongnya berwarna pink dan bentuknya seperti trapesium. 2 digit terakhir menunjukkan nomor inventaris biasanya dari nomor 1 sampek sebanyak gerbong yang dimiliki oleh suatu perusaahan sesuai kelasnya . contoh : K3-67515 berarti gerbong kelas Ekonomi, gerbong ke-15 milik suatu perusahaan yang di buat tahun 1967 dan memiliki boogie seri 5.
CONTOH GAMBAR RANGKAIAN GERBONG KERETA
1.KELAS ARGO


2.KELAS RETROFIT


3.KELAS EKSEKUTIF-BISNIS


KELAS EKONOMI


Kereta api Over Night Service—diartikan sebagai Kereta api Layanan Semalam, disebut juga Parcel ONS—adalah layanan kereta api barang bagasi yang dioperasikan oleh PT Kereta Api Indonesia (Persero) di Jawa melayani lintas Jakarta Gudang–Surabaya Pasarturi/Malang, Jakarta Kota–Surabaya Kota, dan sebaliknya.
Layanan kereta api Parcel ONS menetapkan besaran tarif sesuai dengan jenis, berat, serta jarak pengiriman barang.
Kereta api Over Night Services (ONS) pertama kali dioperasikan sekitar menjelang lebaran pada 3 Oktober 2007. Awalnya, kereta api barang tersebut dirangkaikan dengan kereta api reguler, mulai sekitar tahun 2009 dijalankan Sistem Kereta Api Blok (SKAB) Pergudangan lintas Jakarta Gudang–Pasar Turi melalui jalur utara – kemudian dikenal dengan nama Parcel ONS.
PT. Kereta Api Indonesia (Persero) mengoperasikan kereta api Parcel Over Night Service (ONS) melalui lintas selatan dan tengah sejak berlakunya grafik perjalanan kereta api (gapeka) mulai 1 Desember 2019 sehingga sebagian kereta api penumpang—sebelumnya membawa kereta barang—tidak lagi dirangkaikan dengan kereta barang. Terdapat perusahaan pengiriman barang yang bekerjasama dengan PT. Kereta Api Logistik (Kalog) seperti Tiki ONS, JNE, Lion Parcel, dan perusahaan pengiriman barang lainnya.
Mulai 11 Maret 2020, PT KAI mengoperasikan kereta api parcel lintas tengah dari Jakarta Gudang menuju Malang
Babaranjang, Rangkaian Kereta Api Terpanjang di Indonesia
Babaranjang memang ditabalkan jadi nama kereta api pengangkut batubara yang melintas dari Tanjung Enim (Sumsel) ke pelabuhan Tarahan (Lampung). Babaranjang---merupakan singkatan dari batu bara rangkaian panjang---ini adalah nama Kereta api rangkaian panjang yang melayani pengangkutan batubara dari tambang batu bara di Tanjung Enim ke Pelabuhan Tarahan.
Boleh jadi memang Babaranjang saat ini tercatat sebagai kereta api rangkaian terpanjang di Indonesia. Kereta api Babaranjang ini adalah nama salah satu produk layanan PT Kereta Api Indonesia Divisi Regional (PT KAI Divre) III Sumatera Selatan.
Karena kondisi jalan lintas Sumatera yang hancur dan angkutan sungai di Sumatera Selatan, terutama Sungai Musi, yang terhambat karena sedimentasi kereta api menjadi alternatif utama untuk mengangkut batu bara produksi dari PT Bukit Asam. Frekuensi rata-rata Kereta Babaranjang 21 kali Tanjung Enim - Tarahan pergi-pulang (pp) perhari. Setiap satu rangkaian Kereta Babaranjang ini memerlukan dua lokomotif untuk menggerakkan rangkaian kerena, dikarenakan panjang dan beratnya. Sedangkan kekuatan masing-masing lokomotif sekitar 2.100 tenaga kuda untuk menarik 46 gerbong yang membawa muatan 2.300 ton batu bara. Salah satu persoalan mendasar yang dihadapi PT (Persero) Kereta Api Indonesia Divisi Regional (Divre) III Sumatera Selatan (Sumsel) dewasa ini adalah makin panjangnya rel yang aus. Bentangan rel kereta api yang sudah aus tersebut mencapai puluhan kilometer, ausnya rel ini berkaitan dengan beban jalan rel sendiri. Yang mengkhawatirkan lagi adalah banyaknya lengkung dengan radius lengkung yang kurang dari 400 meter. Ada sekitar 59 lengkung di lintas Muara Enim sampai Tanjung Karang yang memiliki radius seperti ini. Hal ini jelas berdampak terhadap jadwal perjalanan kereta api, dan juga mengancam keselamatan perjalanan kereta api. Rel-rel kereta api yang aus terdapat secara menyebar di berbagai lokasi mulai dari Tanjung Enim Baru (Sumsel) sampai Tarahan (Lampung). Lintasan rel kereta api di sini tergolong padat frekuensinya, karena selain kereta penumpang, yang paling banyak melintas adalah kereta api batubara rangkaian panjang (Babaranjang). Dengan kondisi seperti sekarang jelas berpengaruh terhadap kapasitas angkut batubara dari Tanjung Enim ke Tarahan. Jika lalu lintas Babaranjang terganggu, pasti pengaruhnya akan berimbas terhadap pasokan batubara PLTU Suralaya di Banten. Muaranya pasokan listrik di pulau Jawa bakal terganggu. Sebab, batubara sebagai bahan bakar PLTU tersebut, selama ini memang sepenuhnya dipasok Bukit Asam. Dari Tanjung Enim, batubara diangkut Babaranjang ke Tarahan, seterusnya dibawa dengan kapal ke Suralaya. Realisasi angkutan batubara dari Tanjung Enim ke Tarahan oleh kereta api hampir tidak pernah mencapai target. Sebagai gambaran, bisa dilihat dari data berikut ini; Masyarakat Pencinta Kereta Api (Maska) pernah menyimpulkan KA Babaranjang menjadi tambang uang PT Kereta Api Indonesia (KAI). Ditengarai, Laba yang diraup Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini setiap tahunnya dapat membiayai operasi perusahaan kereta api di Pulau Jawa. Kini KA Babaranjang Tanjung Enim--Tarahan menyimpan problem yang sangat serius. Seorang direksi PT KAI pernah mengakui kendala yang tengah dihadapi Babaranjang antara lain rel lintasan operasional rata-rata sudah berusia 20 tahun lebih dan belum pernah diganti, belum lagi persoalan roda. Menurut data yang dihimpun menyebutkan, dari 413,6 kilometer panjang trek lintasan KA Babaranjang, 400 kilometer di antaranya menggunakan R 54. Sedangkan sisanya 13,6 kilometer memakai jenis rel R 42. Data itu juga menjelaskan jenis rel R 54 itu termasuk rel generasi terbaru. Konon jenis R 54 ini sudah termasuk yang terbaik dibandingkan jenis rel lainnya di trek lintasan sepanjang Pulau Jawa. Jenis R 54 ini produk terbaik dari Kanada dan Austria, dan mampu menahan beban 18 ton. Jadi tidak ada alasan menyalahkan rel. Dari hasil penelusuran di wilayah Divisi Regional (Divre) III Sematera Selatan, tak kurang dari 48,271 kilometer jalur trek lintasan KA Babaranjang keausan dan gompal. Tapi sayang, upaya mengeruk keuntungan dari angkutan Babaranjang ini tidak dibarengi perhitungan keselamatan. Departemen Perhubungan (Dephub) sebagai regulator, tidak bisa lepas tangan begitu saja. Oleh karena itu, tidak sedikit masinis KA Babaranjang kerap berdebar-debar saat menjalankan lokomotifnya. Dalam Seminar Perbatubaraan di Palembang pernah terungkap Babaranjang anjlok hingga 100 kali lebih sepanjang 1 tahun. Selain itu juga terungkap volume batu bara yang diangkut dalam satu kali trip berkapasitas 2.000 ton. Sedangkan bandingannya di Australia dengan kapasitas angkut kereta 150 ton per tahun, hampir tidak pernah kejadian kereta yang anjlok selama mengangkut batu bara. Sedangkan di Indonesia sangat sering kereta Babaranjang anjlok. Sering anjloknya rangkaian kereta api dari rel yang juga digunakan untuk kereta penumpang dari Sumatera Selatan ke Lampung itu, menghambat proses pengiriman batu bara dari tambang di Tanjung Enim dan Baturaja ke PLTU Suralaya, Banten. Angkutan kereta api dari Tanjung Enim dan Baturaja menuju Pelabuhan Tarahan menggunakan sistem cost insurance freight (CIF). Artinya, batu bara yang diangkut merupakan tanggung jawab PT Kereta Api Indonesia. Ke depan PT Tambang Batubara Bukti Asam Tbk. (PT BA) untuk memperlancar arus transportasi batubara menargetkan proyek pembangunan rel kereta api.
Oh ya mengerti bro kamu belum pernah naik k1? Atau bisa dibilang eksekutif dan sekak kapan kamu suka kereta bro!
ReplyDeletebelum pernah naik k1, dari kecil umur 4 tahun sering naik ekonomi terus
Delete